Sabtu, 29 Januari 2011

aku dan kamu dipertemukan dalam satu dunia yang sama
pada dunia nyata yang kita diami
memainkan peran sebagai yang biasa dan yang sebagaimana seharusnya
aku dicinta dan kamu memiliki cinta
tapi tanpa sadar aku dan kamu jatuh pada lubang yang sama dari perjalanan hidup kita
yang mengantarkanku dan kamu pada satu semesta yang tidak nyata namun ada
berawal dari kata, lalu menuju cerita dan juga segala kepedulian yang tercipta untukku dan untukmu
ku kira hanya ada aku dan kamu dalam semesta ini, namun ternyata ada satu kuasa yang lebih besar
yang mengendalikanmu dan juga aku
kuasa yang tak bisa kita cegah atau kita hindari
aku dan kamu akhirnya hanya bisa berdiam diri
antara ingin kembali atau tetap seperti ini
lelahkah kau berdiam diri wahai kekasih?
karna semesta kita tercipta dari hati yang tak ada ujungnya
aku tak tahu betapa besar kamu mendominasi hati ini,
karna yang kutemukan hanya kamu dan kamu lagi
tapi kemudian kau memilih pergi dan kembali
pada dunia yang menciptakanmu dan melahirkanmu
kembali pada segala yang nyata kau punya
sementara aku masih disini,
menunggu
tanpa berani berharap suatu saat kau akan kembali...

Rabu, 05 Januari 2011

Menikmati Karmaku

Dalam hitam sejenak makin meradang,
bahwa sendiri bukan cuma ilusi atau halusinasi.
Kawan bukan manusia atau cinta.
Yang ada hanya suara-suara bising yang kuciptakan sendiri.
Semua nampak begitu nyata dan sekaligus hampa.
Dulu yang telah berlalu kini berkumpul jadi satu mengikatku pada kenangan buruk
dan menghentikan nafasku dalam apa yang disebut karma.
Tak kuasa menolak, maka kunikmati saja semua.
Kuhabiskan tertawa, meresapi semua lalu menangis sehabis-habisnya.
Sampai nanti akan datang jawaban dari semua kesalahan dan kemunafikan masa lalu.

-12 November 2010-

Sabtu, 01 Januari 2011

Sekali Lagi Mengenang Eyang Kakung

Tulisan ini di buat oleh Om saya, Tekad Widodo Setiawan
anak kedua dan anak laki-laki satu-satunya dari eyang kakung.
mohon izin mengunggah kembali ya om...



Yth. Ibu/Bapak/Saudara/Kakak/Adik/Teman semua:

Dari lubuk hati saya yang paling dalam, ijinkanlah saya mengucapkan terima kasih atas doa, ucapan duka, dan bantuan yang disampaikan dalam bentuk apa pun pada saat kembalinya ayah saya ke haribaan Illahi Robbi. Semoga Allah SWT memberikan ganjaran atas budi baik Ibu/Bapak/Saudara/Kakak/Adik/Teman semua. Amin. Sekarang, mohon ijinkan saya mengenang ayahanda. Terima kasih.

Mengenang bapak,
adalah mengenang seorang lelaki santun yang selalu menyemangati,
memberikan pujian atas keberhasilan, dan senyum pengertian di kala gagal,

Bapak yang tidak marah ketika kami melanggar larangannya,
yang hanya memandang sedih, itu pun berusaha disembunyikannya,
Bapak yang begitu menyayangi kami semua.

Bapak yang masih sabar ketika dokter membedah perutnya kemudian menutupnya kembali karena tidak ditemukan radang di ususnya,
yang masih mau dioperasi kembali prostatnya setelah operasi pertama malah membuatnya tersiksa,

Namun akhirnya bapak menyerah pada sebuah kejadian,
saat lewat tengah malam di luar kota Tuban,
yang diikuti jerit kehilangan di Kudus, Surabaya, Tangerang, dan Jakarta

Gusti, lapangkanlah jalan bapak menuju kehadirat-Mu

Hari ini, ketika aku menuliskan ucapan terima kasih ini,
masih tergambar raut damai bapak ketika untuk terakhir kali aku memeluknya.


Mataram, 13 Desember 2010



Gambar di atas adalah gambar kondisi mobil setelah kecelakaan terjadi. tapi hanya sebagian yang ditampilkan, karena tidak tega untuk menampilkan gambar seutuhnya.

sumber : http://www.facebook.com/photo.php?fbid=489429064696&set=a.179860094696.117702.669904696&ref=nf