Hidup adalah perjuangan. Jargon tersebut mungkin sudah sering kali kita dengar. Banyak yang menyetujui tapi tidak semua benar-benar memahami. Bahwa perjuangan itu tidaklah semudah seperti kita mengejanya. P.E.R.J.U.A.N.G.A.N. Perjuangan yang kita butuhkan dalam hidup ini agar kita bisa menang, atau paling tidak bisa bertahan adalah betul-betul perjuangan yang membutuhkan daya juang yang terdiri dari kerja keras, komitmen, keinginan yang kuat, dan mental yang tangguh. Pernahkah kalian membayangkan jika hidup adalah perjuangan, perjuangan membutuhkan kerja keras, komitmen, dan lain sebagainya, lalu kita tidak memiliki salah satu dari semua syarat tersebut, lalu bagaimanakah kita bisa hidup?
Tapi sebelumnya, apakah yang kita perjuangkan dalam hidup ini? Apakah kita hanya hidup seperti sebagaimana mestinya saja, mengikuti segala sesuatu yang ada di hadapan kita? Tidakkah kita memiliki cita-cita yang nantinya kan menjadi tujuan hidup kita? Cita-cita, harapan, dan keinginan. Seorang manusia pasti dilahirkan dengan memiliki ketiganya. Perbedaannya mungkin adalah bagaimana usaha yang ditempuh tiap-tiap manusia untuk meraih cita-citanya, bagaimana hambatan yang harus dihadapi, dan bahkan kekuatan mental manusia untuk tetap berusaha mengejar apa yang diinginkan atau menyerah atau juga mengalah. Dengan memiliki cita-cita, kita akan memiliki tujuan kemana arah yang akan kita kejar dan akan kita jumpai di akhir perjalanan keberhasilan kita nanti.
Pernahkah kalian semua memiliki cita-cita yang tinggi, lalu kalian merasa takut untuk berusaha menggapainya? Saya pernah, bahkan mungkin bisa dikatakan sering. Saya memiliki banyak cita-cita, saya memiliki banyak harapan, tapi saya takut semua itu hanya menjadi mimpi-mimpi kosong belaka, karena saya terlalu takut untuk memulainya. Mengapa saya takut untuk memulainya? karena saya takut untuk mencicipi kegagalan. Padahal saya tahu betul, bahwa Tuhan tidak akan pernah memberikan cobaan yang tidak mungkin dilalui oleh umatNya. Sehingga seharusnya saya juga tahu bahwa seberat dan seperih apapun kegagalan yang akan saya alami nantinya, pasti akan dapat saya lalui dengan baik. Namun perasaan takut itu terus menjalar dalam diri saya. Bahkan sampai saat ini, membuat saya takut untuk bergerak maju. Tapi saya sadar, bahwa saya tidak bisa selamanya terus seperti ini. Karena sementara saya masih sibuk membenahi diri dan menghimpun kekuatan, orang lain sudah mulai menapakkan langkah pertamanya. Lalu ketika saya memulai langkah pertama saya, orang lain telah mampu berjalan. Dan ketika saya pun telah mampu untuk berjalan, oran lain telah berlari meninggalkan saya jauh di belakang dengan sejuta penyesalan dan iri hati. Kedua hal yang tak akan dapat memutar waktu kembali bukan? Karena memang waktu tak akan pernah diputar kembali.
Dengan penyesalan dan iri hati itu mungkin kita dapat berintropeksi dan memperbaiki diri, memperbaiki segala kesalahan dan mencapai yang lebih baik dari sebelumnya. Namun karena waktu tak akan pernah bisa diputar kembali, apakah kita punya cukup waktu untuk itu? Bagaimana jika kita tidak punya cukup waktu untuk berkali-kali salah dan memperbaiki diri? Apakah mungkin jika solusi terbaiknya adalah berusaha memberikan yang terbaik? Karna dengan memberikan yang terbaik, kita dapat mengecilkan kemungkinan kesalahan yang terjadi, dan dapat mengefisienkan waktu yang kita miliki. Apabila ternyata masih ada cukup waktu tersisa bagi kita, kenapa tidak kita gunakan untuk mengejar impian dan cita-cita yang lain.
Saya pernah mendengar bahwa kesuksesan itu datang setelah berkali-kali kegagalan. Maka dapatkah saya simpulkan bahwa kegagalan itu pasti akan terjadi? Lalu mengapa saya dan kalian harus takut menghadapai sesuatu yang sudah pasti akan terjadi? Mungkin perasaan yang ada sama seperti kita pertama kali masuk sekolah baru. Ada perasaan takut yang menggelitik jauh dari lubuk hati kita, namun setelah kita jalani, kenyataan yang ada tidak seburuk bagaimana kelihatannya. Bahkan bisa lebih baik dari yang kita takutkan. Kesimpulan kedua, setelah berkali-kali kegagalan itu, pasti akan ada kesuksesan yang selama ini kita dambakan bukan? Mungkin tidak sepenuhnya sesuai dengan harapan kita, tapi pasti akan ada kesukses bagi kita. Tergantung dari sisi mana kita melihat dan mencari positifnya.
Setelah semua ini, akankah kita terus stagnan seperti ini kawan? Tidakkah kita akan malu terus berdiri di tempat yang sama setelah waktu terlewat bertahun-tahun? Tidakkah kita mau untuk menjadi lebih baik, untuk menggapai semua yang kita cita-citakan, dan mencapai kata sukses? Manakah yang lebih berharga, ketakutan kita akan kegagalan atau cita-cita dan kesuksesan yang akan kita capai? Kita bisa, selama kita tidak takut mencoba. Mari berusaha...
Tapi sebelumnya, apakah yang kita perjuangkan dalam hidup ini? Apakah kita hanya hidup seperti sebagaimana mestinya saja, mengikuti segala sesuatu yang ada di hadapan kita? Tidakkah kita memiliki cita-cita yang nantinya kan menjadi tujuan hidup kita? Cita-cita, harapan, dan keinginan. Seorang manusia pasti dilahirkan dengan memiliki ketiganya. Perbedaannya mungkin adalah bagaimana usaha yang ditempuh tiap-tiap manusia untuk meraih cita-citanya, bagaimana hambatan yang harus dihadapi, dan bahkan kekuatan mental manusia untuk tetap berusaha mengejar apa yang diinginkan atau menyerah atau juga mengalah. Dengan memiliki cita-cita, kita akan memiliki tujuan kemana arah yang akan kita kejar dan akan kita jumpai di akhir perjalanan keberhasilan kita nanti.
Pernahkah kalian semua memiliki cita-cita yang tinggi, lalu kalian merasa takut untuk berusaha menggapainya? Saya pernah, bahkan mungkin bisa dikatakan sering. Saya memiliki banyak cita-cita, saya memiliki banyak harapan, tapi saya takut semua itu hanya menjadi mimpi-mimpi kosong belaka, karena saya terlalu takut untuk memulainya. Mengapa saya takut untuk memulainya? karena saya takut untuk mencicipi kegagalan. Padahal saya tahu betul, bahwa Tuhan tidak akan pernah memberikan cobaan yang tidak mungkin dilalui oleh umatNya. Sehingga seharusnya saya juga tahu bahwa seberat dan seperih apapun kegagalan yang akan saya alami nantinya, pasti akan dapat saya lalui dengan baik. Namun perasaan takut itu terus menjalar dalam diri saya. Bahkan sampai saat ini, membuat saya takut untuk bergerak maju. Tapi saya sadar, bahwa saya tidak bisa selamanya terus seperti ini. Karena sementara saya masih sibuk membenahi diri dan menghimpun kekuatan, orang lain sudah mulai menapakkan langkah pertamanya. Lalu ketika saya memulai langkah pertama saya, orang lain telah mampu berjalan. Dan ketika saya pun telah mampu untuk berjalan, oran lain telah berlari meninggalkan saya jauh di belakang dengan sejuta penyesalan dan iri hati. Kedua hal yang tak akan dapat memutar waktu kembali bukan? Karena memang waktu tak akan pernah diputar kembali.
Dengan penyesalan dan iri hati itu mungkin kita dapat berintropeksi dan memperbaiki diri, memperbaiki segala kesalahan dan mencapai yang lebih baik dari sebelumnya. Namun karena waktu tak akan pernah bisa diputar kembali, apakah kita punya cukup waktu untuk itu? Bagaimana jika kita tidak punya cukup waktu untuk berkali-kali salah dan memperbaiki diri? Apakah mungkin jika solusi terbaiknya adalah berusaha memberikan yang terbaik? Karna dengan memberikan yang terbaik, kita dapat mengecilkan kemungkinan kesalahan yang terjadi, dan dapat mengefisienkan waktu yang kita miliki. Apabila ternyata masih ada cukup waktu tersisa bagi kita, kenapa tidak kita gunakan untuk mengejar impian dan cita-cita yang lain.
Saya pernah mendengar bahwa kesuksesan itu datang setelah berkali-kali kegagalan. Maka dapatkah saya simpulkan bahwa kegagalan itu pasti akan terjadi? Lalu mengapa saya dan kalian harus takut menghadapai sesuatu yang sudah pasti akan terjadi? Mungkin perasaan yang ada sama seperti kita pertama kali masuk sekolah baru. Ada perasaan takut yang menggelitik jauh dari lubuk hati kita, namun setelah kita jalani, kenyataan yang ada tidak seburuk bagaimana kelihatannya. Bahkan bisa lebih baik dari yang kita takutkan. Kesimpulan kedua, setelah berkali-kali kegagalan itu, pasti akan ada kesuksesan yang selama ini kita dambakan bukan? Mungkin tidak sepenuhnya sesuai dengan harapan kita, tapi pasti akan ada kesukses bagi kita. Tergantung dari sisi mana kita melihat dan mencari positifnya.
Setelah semua ini, akankah kita terus stagnan seperti ini kawan? Tidakkah kita akan malu terus berdiri di tempat yang sama setelah waktu terlewat bertahun-tahun? Tidakkah kita mau untuk menjadi lebih baik, untuk menggapai semua yang kita cita-citakan, dan mencapai kata sukses? Manakah yang lebih berharga, ketakutan kita akan kegagalan atau cita-cita dan kesuksesan yang akan kita capai? Kita bisa, selama kita tidak takut mencoba. Mari berusaha...
be better for the best future
11.48 pm
11.48 pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar