Sabtu, 23 Oktober 2010

Kalau Jodoh Tak Kan Lari Kemana

Jangan salahkan waktu, waktu itu mengalir seperti air, tak mungkin kembali lagi. Kita sebagai ikannya yang harusnya mewarnai (Fridiary,2010)


Malam minggu ini seharusnya berjalan seperti biasa buat saya, mengkhianati tugas dan selingkuh dengan internet. Bolak-balik merefresh beranda dan profil pada facebook, atau timeline dan replies pada twitter berharap ada post atau mention baru. Meskipun yang ada kebanyakan adalah postingan dari para pacarwan dan pacarwati sepulang malming. Sungguh membuat saya semakin galau. >.< Tapi yang membuat beda malam ini adalah teman saya, si Berlin Dewan Fridiary,


yang katanya sedang mendapat inspirasi, entah inspirasi atau sudah menderita kegalauan akut karna kejombloannya, menulis notes di facebook dengan judul : KISAH CINTA TRAGIS DI PERIKANAN. dan isinya memang tragis, khusus bagi para fakir asmara.

http://www.facebook.com/notes/berlin-fridiary/kisah-cinta-tragis-di-perikanan/442987160739

Mungkin memang hanya orang-orang perikanan yang bakal ngerti maksudnya. Tapi bagaimanapun cara Berlin menggambarkan kisah cinta itu, intinya adalah..............


LAMA-LAMA JOMBLO ITU ENGGAK ENAK!
#teriakhisteris
terutama jika, sahabat-sahabat dekat kamu punya pacar. Itulah yang membuat kejombloan kamu terasa semakin menusuk hati. >.< Tapi disini, Berlin juga menyampaikan bahwa waktu akan berjalan terus, sekuat apapun kita melawannya, kita tidak akan mampu. Maka yang harus kita lakukan adalah mengikuti bagaimana waktu berjalan, lalu dalam waktu itu kita akan berkarya membuat keindahan-keindahan tercipta dalam hidup kita. Soal cinta, itu semua hanya soal waktu, suatu saat nanti pasti kita akan menemukan yang benar-benar cocok di hati. Meskipun terkadang muncul rasa iri dan tidak nyaman dengan kesendirian ini, jangan putus asa, masih banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengisi hari-hari kita dengan keceriaan, dan masih banyak kawan yang bisa kita ajak bersenang-senang (baca : yang jomblo masih banyak kok) Tuhan telah menentukan jodoh terbaik untuk kita. Do you belive it? I do... :)

Menulis dengan Jujur

Menulis adalah kejujuran. Mungkin kata-kata itu yang harus saya tanam dalam-dalam di pikiran. Karena selama ini justru yang ada saya bermain dengan kata-kata untuk menutupi atau menyamarkan sesuatu yang saya tak ingin orang lain ketahui. Padahal seharusnya kata-kata digunakan untuk menyampaikan sesuatu, bukan untuk menutupi sesuatu. Itulah yang disebut dengan menulis dengan jujur.

maka mulai sekarang saya akan mulai menulis dengan jujur ,
dan diawali dengan kata :

Maaf

Jumat, 01 Oktober 2010

My First Post since 20

Setelah hampir 3 bulan vakum menulis di blog, akhirnya pada hari pertama di bulan oktober ini saya mulai menulis kembali.
Banyak hal yang terjadi selama bulan agustus, september, hingga oktober ini.
Salah satunya adalah Ulang Tahun saya yang ke-20.
Yap, terhitung sejak tanggal 17 Agustus lalu usia saya sudah berkepala dua. Jangan tanya bagaimana rasanya, yang jelas saya jadi sedikit merasa tua. hha...

Bertambah usia, bertambah pula tanggung jawab yang harus saya pikul, bertambah masalah yang harus saya hadapi dan semakin banyak karakter orang yang sebelumnya saya tidak menyangka itu ada. Mungkin dulu saya adalah seorang gadis periang yang bisa bermain kesana kemari sesuka hati, berkawan dengan siapapun yang saya mau, dan juga tidak peduli dengan bagaimanapun kondisi di sekitar saya. Tapi sekarang gadis itu sudah tumbuh menjadi seorang wanita dengan tanggung jawab yang harus ia pikul di bahunya, dengan seabrek masalah yang harus ia selesaikan, dan segala tantangan yang harus ia hadapi. Pertanyaannya sekarang adalah, mampukah ia?

Dengan emosi yang masih tinggi, perasaan yang masih labil, dan pegangan yang samar mulai menjauh, semua ini tidak akan mudah. Tapi saya percaya, saya pasti bisa. Karna saya telah dididik menjadi manusia yang tangguh, menjadi wanita mandiri, dengan perasaan sosial yang tinggi. Dikelilingi dengan keluarga dan sahabat yang tidak letih untuk mengingatkan, menyemangati, dan mendoakan. Tapi yang lebih utama adalah karna saya punya Tuhan, satu-satunya Dzat Maha Agung dan Maha Kuasa, serta Maha Pemberi Petunjuk. Saya hanya butuh berlatih dan meningkatkan kualitas diri, sehingga ketika dihadapkan pada tantangan dan masalah yang lebih besar nantinya, saya bisa menghadapinya dengan baik.

Di usia yang ke-20 ini, saya berharap semua cita-cita dan impian saya dapat terwujud. Meskipun saya tahu bahwa jalan hidup ini masih menjadi rahasia Tuhan, saya tidak lelah untuk berharap dan berdoa bagi kehidupan yang bahagia di dunia dan setelahnya. Aminn...