Sabtu, 03 April 2010

mawar putih dalam hati dan titik hitam kala kelam

lingkaran terus berputar,
menghadirkan suara yang semakin terdengar kasar...
semakin lama semakin tak terkendali..
hawa yang sejuk kini berganti dengan dingin yang menusuk hati..
debu yang semula tak terlihat kinipun telah berubah menjadi gumpalan-gumpalan yg kasat. dan aku hanya menunggu waktu yang tepat...

jam...detik...dan menit...
tak terasa semakin berlalu...
diantara keheningan yang tak terperi...
kendali diripun mulai terkoyak....
diantara dingin yang sunyi dan sepi....
dedaunan yang tampak ceria kala mentari tertawa..
kini ia hanya mampu tertunduk...
ditindih buliran embun....
yang siap menetes esok hari...
akankah....
penantian....
akan berakhir.....

lelah harus terus berdiam diri, sementara sesak makin mengoyak...
ini bukan tentang cinta bukan tentang benci
tapi karna aku peduli atau bahkan tidak peduli sama sekali
dan waktu tak jua kunjung datang,
hingga aku pulang...
pabila aku kembali nanti,
akankah tetap sama
seperti pada awalnya
atau kah debu yang menutupi jiwa akan segera hilang entah kemana

apapun itu...
yang kuawali mesti kuakhiri...
mungkinkah tetap sama....
seperti sedia kala....
atau semakin berganti...
seiring debu yang mulai tersapu air hujan...
seiring jiwa yang terus terkoyak....
tetapi...
bukan itu...
aq ingin manjadi airnya....
yang selalu menyapu debu...
aq ingin menjadi pisau...
yang terus mngoyak jiwanya....
tapi akankah aq hidup seperti ini....
diatas penantian...
yang tak kunjung usai...

aku masih mencoba untuk menyimpan semua kata
dan mendengar lebih banyak dari semua
membiarkan lingkaran-lingkaran terus berputar sebagaimana mestinya
meski debu yang ada semakin tebal, aku akan setia menanti hujan datang membebaskanku dari jiwa yang terkoyak karna kediamanku
jika tidak,
akan kubuat sendiri hujan itu
suatu saat nanti
saat aku telah letih menanti

penantianmu....
koyakan jiwamu....
tak akan mampu menahan air bah....
yang tadinya hanya rintikan hujan...
terjatuh dengan tetesan ringan bulirannya...
diammu....
letihmu...
dan harapanmu...
akankah sanggup...
melawan semua ini...
yang terbetik....hanya titik hitam...
yang selalu tampak....
jika semuanya tersikap...
oleh sinaran mentari pagi....
tanpa mendung...tanpa awan...

jika diam dan letihku tak kan mampu mewujudkan harapan
biarkan aku meratapi kebodohan yang ku buat sendiri
lalu ijinkan aku tertawa senang
karna aku tak lagi berlindung pada awan dan mendung
karna aku menanti pelangi lain yang muncul setelah hujan yang ku cipta sendiri
bukan karna mentari yang kau tawarkan kehangatannya
yang awalnya hangat namun kemudian membunuhku perlahan
biarlah titik hitam itu tetap seperti bagaimana tampaknya
biarkan semakin jelas
karna jika kau tak mampu menghapusnya
tak kan ada yang mampu
begitu juga denganku...

tapi...
knpa...
knpa kau diam...kenapa hanya harapan...
tidakkah sakit berada diatasnya..
seakan menutupinya dengan tawa...
kenapa....
kau berlindung di balik mendung...
dibalik awan....
padahal masih ada...
yang lebih menghangatkanmu ketika hujan...
karena bukanlah mentari yang menghangatkan....
tetapi ada yang lain....
yang selalu sembunyi...
dibalik titik hitam itu....
jangan kau hapus titik itu....
tapi...
perjelaslah...
pasti akan kau temukan sesuatu...
yang tiada terkira...
oleh dirimu...dan diriku....

karna kuasamu merajai semua sisi dalam kehidupan kita
dan takkan ku biarkan itu berlama-lama
sakitku bukan sesuatu yang kau sebut sakit
tawaku bukan tawa yang kau pikir itu ada
aku berhenti berlindung di balik mendung
dan tak lagi bersandar pada awan
karna kaulah yang ciptakan awan dan mendungku
entah kau sadari atau tidak
aku telah menyelam lebih dalam dari samudramu
entah kau sadari atau tidak
aku telah mengetahui wujudmu lebih jauh dari yang kau tahu
entah kau mengerti atau tidak
telah ku temukan titik hitammu yang kau sembunyikan lamat-lamat
yang tanpa sadar kau tunjukkan padaku dalam tersirat
tak mengertikah kau darimana asalnya titik hitam itu?
titik hitam itu adalah debu yang tersimpan dan tak pernah kau bersihkan dari hatimu
entah kau peduli atau tidak

terjerat fikirq tuk selalu berfikir....
diantara sesuatu itu....
terasa sangat besar nan agung...
yang selalu tersimpan....
tapi diri ini tak mampu membukanya...
inikah titik hitam itu....
aku bingung....
apakah yang harus kucari....
kunci untuk membukanya...ataukah...
belati yang siap mengoyak dan mengenyahkannya...
yang selalu membuatmu...
seakan...menjadi mahluk tegar diatas segalanya...
yang selalu membebanimu...
mengunci fikirmu....
mengoyak jiwamu...
menggerogoti langkah-langkahmu....
yang seharusnya mampu berjalan lebih jauh....
apakah dirimu yang akan membukanya...
dengan kunci hatimu...
ataukah dengan belati itu...
kau ringankan beban....langkah....
untuk akhir penantianmu.......

jika itu maumu..
simpan saja titik hitammu itu
karna aku telah lelah menjadi sesuatu yang bukan aku
akan kucukupkan semua duka dan amarah ini
aku tak mau lagi lebih peduli
maka biarkan ku simpan mawar putih dalam hati
ini bukan tentangmu lagi
karna aku tak mau peduli

02 04 2010 - 03 04 2010
in corporation with Zeiva Khaiylla

2 komentar:

  1. Subhanallah...panjang banget! Gubraaak! Komen yang ga diharapkan klo bgtu. hehe
    Ga serius kok, ini puisi bagus banget...bagus... banget....

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah...
    makasi...
    itu kolaborasi sama kawan, jadi panjang begitu deh..
    hhe

    BalasHapus